Urusan rizki, jodoh dan mati itu adalah hanya Allah SWT saja yang mengetahui. Apalagi masalah yang berbau dengan kematian, kematian adalah sesuatu yang pasti datang kepada tiap-tiap makhluk yang bernyawa. Tetapi, kapan waktunya telah dirahasiakan oleh Allah SWT. Untuk itu kita harus selalu siap untuk menyambut datangnya maut ketika maut datang menjemput kita.
Dalam sebuah hadist Rasulullah saw menjelaskan bahwa rasa sakit ketika sakaratul maut di ibaratkan seperti dipukul 100 kali dengan pedang tajam atau seperti di 'kuliti' hidup-hidup. Bayangkanlah betapa sakit dan dahsyatnya saat menghadapi kematian.
Bahkan sakaratul maut paling ringan dan paling halus pun masih meninggalkan bekas rasa sakitnya. Hal itu telah di alami oleh Nabi Idris yang memohon kepada Allah swt untuk di berikan cara terhalus dalam mencabut nyawanya, namun Nabi Idris masih merasakan sakit luar biasa. Maka sangat beruntunglah siapa yang matinya dalam keadaan baik.
Lalu, Bagaimana Bisa Malaikat Maut Mencabut Nyawa Makhluk Hidup Secara Bersamaan ?
Nabi Ibrahim pernah bertanya kepada Malaikat maut saat sedang berbincang :
“Wahai malaikat pencabut nyawa, apa yang kau lakukan seandainya ada dua orang yang meninggal diwaktu yang sama; yang satu berada di ujung timur yang satu berada diujung barat, serta ditempat lain tersebar penyakit yang mematikan dan dua ekor bintang melata pun akan mati?”
Malaikat pencabut nyawa pun menjawab :
”Aku akan panggil ruh-ruh tersebut, dengan izin Allah swt, sehingga semuanya berada diantara dua jariku, Bumi ini aku bentangkan kemudian aku biarkan seperti sebuah bejana besar dan dapat mengambil yang mana saja sekehendak hatiku“ (HR abu Nu’aim)
"Setiap yang hidup akan merasakan mati, dan Kami menguji kamu dengan keburukan dan kesenangan sebagai cobaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali." (Surah al-Anbiyak ayat:35)
“Allah memegang jiwa (orang) ketika matiannya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya, maka Dia menahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai pada waktu yang di tentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir”. (Qs. Az-Zumar: 42).
Kematian merupakan jalan satu-satunya untuk menuju ke akhirat. Kematian juga mengingatkan kita bahwa hidup di dunia hanyalah sementara. Maka bawalah bekal kebaikan sebanyak-banyaknya agar kelak saat amalan kita di hisap nanti, lebih berat kebaikannya ketimbang keburukannya.
Dalam Islam, malaikat yang ditugaskan untuk mencabut nyawa makhluk hidup adalah malaikat Izrail. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw pernah bersabda bahwa rasa sakit ketika sakaratul maut di ibaratkan seperti dipukul 100 kali dengan pedang tajam atau seperti di 'kuliti' hidup-hidup. Bayangkanlah betapa sakit dan dahsyatnya saat menghadapi kematian.
Tidak ada seorang pun yang sanggup menahan rasa sakit ketika Malaikat Maut mulai mencabut nyawa kita atau saat sakaratul maut.
Seperti yang dikutip dari lintas.me, bahkan sakaratul maut paling ringan dan paling halus pun masih meninggalkan bekas rasa sakitnya. Hal itu telah di alami oleh Nabi Idris yang memohon kepada Allah swt untuk di berikan cara terhalus dalam mencabut nyawanya, namun Nabi Idris masih merasakan sakit luar biasa. Maka sangat beruntunglah siapa yang matinya dalam keadaan baik.
Lalu, Bagaimana Bisa Malaikat Maut Mencabut Nyawa Makhluk Hidup Secara Bersamaan? Nabi Ibrahim pernah bertanya kepada Malaikat maut saat sedang berbincang:
Wahai malaikat pencabut nyawa, apa yang kau lakukan seandainya ada dua orang yang meninggal diwaktu yang sama; yang satu berada di ujung timur yang satu berada diujung barat, serta ditempat lain tersebar penyakit yang mematikan dan dua ekor bintang melata pun akan mati?
Malaikat pencabut nyawa pun menjawab:
Aku akan panggil ruh-ruh tersebut, dengan izin Allah swt, sehingga semuanya berada diantara dua jariku, Bumi ini aku bentangkan kemudian aku biarkan seperti sebuah bejana besar dan dapat mengambil yang mana saja sekehendak hatiku (HR abu Nu’aim)
Setiap yang hidup akan merasakan mati, dan Kami menguji kamu dengan keburukan dan kesenangan sebagai cobaan; dan kepada Kamilah kamu akan kembali. (Surah al-Anbiya ayat:35)
Kematian merupakan jalan satu-satunya untuk menuju ke akhirat. Kematian juga mengingatkan kita bahwa hidup di dunia hanyalah sementara. Maka bawalah bekal kebaikan sebanyak-banyaknya agar kelak saat amalan kita di hisap nanti, lebih berat kebaikannya ketimbang keburukannya.
Di dalam kitab “As-Suluuki” karya Syekh Muqatil bin Sulaiman di sebutkan:
“Sesungguhnya malaikat Maut as. mempunyai ranjang yang terletak dilangit ketujuh. Dan ada yang mengatakan, di langit yang ke empat”. Wallahu a’lam bishshowab.
Allah Ta’ala menciptakan malaikat Maut as. dari nur. Ia mempunyai tujuh puluh ribu kaki, dan bersayap sebanyak empat ribu. seluruh jasadnya dipenuhi dengan beberapa mata dan lisan. Tidak ada satu makhluk pun dari anak turun Adam as. dan termasuk burung-burung, juga setiap yang bernyawa kecuali baginya terdapat di tubuh malaikat Maut as.
Ia memiliki wajah, mata, tangan, dan telinga yang berjumlah sama dengan bilangan seluruh seluruh manusia. Maka ia mencabut nyawa dengan tangan itu, dan ia melihat dengan wajahnya yang bisa dengan tepat pada muka manusia yang akan dicabutnya. Demikianlah cara ia mencabut nyawa setiap makhluk dimana pun ia berada. Dimanapun makhluk itu berada, niscaya tak kan mampu selamat darinya. Jika seseorang telah meninggal dunia, maka akan hilang gambarnya dari jasad malaikat Maut as. itu.
Ada juga yang mengatakan, bahwa malaikat Maut as. memiliki empat wajah. Satu wajah ada di depannya, wajah yang kedua ada di atasnya, yang ketiga ada di atas punggungnya, dan yang ke empat berada di bawah kedua telapak kakinya. Maka ketika ia mencabut ruh para Nabi dan para malaikat, maka ia mencabut dari wajah yang ada dikepalanya. Ketika ia mencabut ruh orang-orang mukmin, ia menggunakan wajah yang ada di hadapannya. Ketika ia mencabut nyawa orang-orang kafir, dari wajah yang ada di punggungnya. Dan ketika ia mencabut nyawa para jin, maka ia menggunakan wajah yang berada di kedua kakinya. Salah satu dari kakinya berada di atas titian neraka Jahanam, dan yang lainnya berada di atas ranjang surga.
Ada sebagian yang mengatakan, karena saking besarnya malaikat Maut as. itu, jika seluruh air lautan dan seluruh air sungai di tuangkan di atas kepalanya, maka air itu tidak akan ada setetes pun yang menetes ke bumi.
Dikatakan, sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan dunia seluruhnya berada di dalam lambung malaikat Maut as. Lambungnya di umpamakan seperti meja yang di letakkan di depan seseorang untuk memakan dari apa yang di hidangkan di hadapannya menurut apa yang ia kehendaki. Seperti itulah malaikat Maut as. menghadapi seluruh makhluk yang ada di seluruh jagad ini. Seperti halnya ketika anak turun Adam as. dalam membolak-balikkan uang logam (dirham).
Dikatakan pula bahwa malaikat Maut as. tidak akan turun kecuali pada saat mencabut ruh para Nabi dan para Rasul. Karena ia mempunyai beberapa khalifah (utusan) untuk mencabut nyawa binatang buas dan beberapa binatang yang lainnya (termasuk manusia).
Ada juga yang menuturkan, sesungguhnya Allah Ta’ala ketika menginginkan untuk merusak (membinasakan) makhluk-Nya dari jenis manusia dan yang lainnya, maka Allah Ta’ala tinggal merusak mata-mata yang berada pada jasad malaikat Maut as. Seluruhnya (sesuai yang Dia kehendaki), hingga tersisa delapan dari makhluk-Nya. Mereka adalah, malaikat Israfil as, malaikat Mika’il as, malaikat Jibril as, malaikat Izra’il as, dan empat yang lainnya adalah ke empat malaikat yang membawa ‘Arsy.
Untuk mengetahui akhir dari ajal seseorang, maka malaikat Maut as. tiba-tiba kejatuhan tulisan mati1. Dan catatan sakit bagi seorang hamba (yang akan sakit). Lalu malaikat Maut as. pun berkata:
“Ya Tuhanku, kapankah aku mencabut nyawa hamba-Mu itu, dan sebab bagaimana aku mencabutnya?”. Maka Allah Ta’ala berfirman:
“Hai malaikat Maut, ini adalah termasuk ilmu rahasia-Ku, yang tidak akan bisa dilihat seorang pun selain-Ku, akan tetapi Aku akan memberi tahukan kepadamu tentang kedatangan waktunya, dan Aku akan memberimu beberapa pertanda yang mana kamu akan melaksanakan perintah-Ku dengan pertanda itu. Sesungguhnya malaikat yang di serahi (untuk mengurusi) beberapa jiwa dan amal perbuatan para manusia akan datang kepadamu seraya berkata: “Telah sempurna rizki dan amal perbuatan si Fulan (nama calon mayit)”.
Dan jika orang itu (termasuk) orang yang bahagia, maka tampak jelas pada namanya yang ditulis dalam buku yang berada di depan malaikat Maut as. dengan tulisan yang terbuat dari nur (cahaya). Dan jika orang itu termasuk orang yang celaka, maka tampak jelas namanya akan tertulis dengan warna hitam. Kemudian belum sempurna bagi malaikat Maut as. untuk mengetahui hal yang seperti itu, sehingga ia kejatuhan daun dari pohon yang ada di bawah Arsy, dimana telah tertulis dalam daun itu nama orang yang akan di cabutnya, dan kapan waktunya orang itu harus di cabut nyawanya.
Telah diriwayatkan sebuah hadis dari Ka’ab Al-Akbar ra:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala telah menciptakan pohon di bawah Arsy, dan di atas pohon itu tumbuh dedaunan yang jumlahnya sama dengan bilangan seluruh makhluk. Dan ketika telah sampai ajal seorang hamba, dan umurnya hanya tersisa 40 hari, maka daun itu akan jatuh di atas tempat dimana malaikat Izra’il as. berada disitu. Maka ia pun akan paham, sesungguhnya ia telah di perintah untuk mencabut nyawa dari orang yang memiliki nama pada daun itu. Setelah jatuhnya daun itu, maka seluruh malaikat mulai saat itu menamakakan (menyebut) orang itu dengan nama “mayit” di alam langit. Orang yang namanya tercatat dalam daun itu disebut mayit oleh para malaikat mulai saat itu, padahal ia masih hidup di atas hamparan permukaan bumi selama empat puluh hari lagi”.
Apakah nama kita saat ini juga telah diganti dengan sebutan “mayit” oleh para malaikat? Jika memang iya, mulai kapan para malaikat menyebutnya? Andai kita mengetahui akan hal itu, niscaya sisa umur kita yang tinggal sesaat lagi itu akan kita gunakan untuk amal yang paling berharga dalam hidup kita. Dapat di pastikan, kita akan beribadah sekuat tenaga. Bahkan kita pun tak kan menyisakan waktu sedikit pun untuk makan dan minum serta tidur. Karena sesungguhnya, setelah kehidupan ini usai, jasad kita hanya tertidur selamanya untuk menantikan datangnya hari kiamat. Untuk apa lagi menumpuk harta dunia, jika ternyata kehidupan kita di bumi ini tidak lebih dari empat puluh hari?
Dalam hal ini ada juga yang mengatakan, sesungguhnya malaikat Mika’il as. akan turun kepada malaikat Maut as. dengan membawa buku dari Allah Ta’ala yang berisi nama, tempat, dan sebab-sebab dari seorang hamba yang diperintahkan untuk dicabut nyawanya.
___________________________
1. Tulisan yang berisi tentang siapa yang harus di cabutnya.
Abu Laits ra. menyebutkan: “Telah turun dua tetes dari bawah ‘Arsy, di atas nama yang mempunyai tetesan itu. Salah satu dari dua tetesan itu berwarna hijau, dan yang lainnya berwarna putih. Ketika yang jatuh di atas nama itu berwarna hijau, maka bisa diketahui bahwa orang yang mempunyai nama itu ternasuk orang yang celaka. Dan ketika tetesan itu berwarna putih, maka orang yang mempunyai nama itu termasuk orang yang beruntung dan akan bahagia”.
Sedangkan untuk mengetahui tempat matinya seorang hamba, maka diriwayatkan, bahwasanya Allah Ta’ala telah maenciptakan malaikat yang di tugasi mengurus setiap bayi yang akan dilahirkan. Malaikat itu dinamakan “malaikat Arham as”. Tatkala Allah Ta’ala menciptakan seorang anak (bayi), maka Allah Ta’ala akan memerintahkan kepada malaikat Arham as. untuk masuk pada sperma atau mani yang berada di dalam rahim seorang ibunya dengan membawa tanah dari bumi dimana kelak sang bayi itu akan mati di bumi atau daerah itu. Dengan begitu, kematian seorang hamba telah ditentukan daerah atau tempatnya sebelum ia dilahirkan. Bahkan sebelum berbentuk janin sekalipun.
Maka, setelah hamba itu dilahirkan, ia akan berputar (berjalan di permukaan bumi) sesuai dengan yang ia kehendaki. Ia akan berada dimanapun yang ia mau dan pada saat yang dia mau. Namun pada saat kematiannya akan tiba, ia akan menuju tempat dimana tanah (yang melekat di nuthfah atau mani yang menjadi asal kejadiannya dulu) di ambilkan dari daerah itu. Dengan sendirinya, dia akan menuju tempat kematiannya atas Kuasa Allah Ta’ala. Sehingga ia akan mati di sana. Dalam hal ini, Allah Ta’ala berfirman:
“..Katakanlah: Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ketempat mereka terbunuh..”. (Qs. Ali Imran: 154).
Dan berdasarkan firman Allah Ta’ala ini, terdapat sebuah cerita: “Sesungguhnya malaikat Maut as. pernah suatu waktu menampakkan dirinya (dalam bentuk seorang lelaki). Pada suatu hari, ia masuk kerumah Nabi Sulaiman as. Dan malaikat Maut as. itu manatap seorang pemuda yang berada disamping Nabi Sulaiman as. hingga pemuda itu menjadi gemetaran karena ketakutannya pada tatapan malaikat Maut as. Ketika malaikat Maut as. pergi, pemuda itu berkata pada Nabi Sulaiman as:
“Wahai nabinya Allah, sesungguhnya aku menghendaki agar engkau memerintahkan kepada angin supaya membawaku pergi ke negeri Cina”. Maka Nabi Sulaiman as. pun menuruti permintaannya dengan memerintahkan kepada angin, dan angin pun membawa pemuda itu ke negeri Cina. Dan malaikat Maut as. kembali kepada Nabi Sulaiman as. Maka Nabi Sulaiman as. menanyakan tentang sebab kenapa malaikat Maut as. menatap pemuda itu dengan tatapan yang sangat. Malaikat Maut as. Menjawab:
“Sesungguhnya aku diperintah oleh Allah Ta’ala untuk mencabut nyawanya pada hari ini di negeri Cina. Tapi aku tadi melihatnya ia masih berada disampingmu. Aku menjadi heran dengan hal yang demikian itu”. Kemudian, Nabi Sulaiman as. menceritakan kepada malaikat Maut as. tentang permintaan pemuda itu yang meminta padanya untuk memerintahkan pada angin agar membawanya terbang ke negeri Cina. Maka malaikat Maut as. Berkata:
“Aku di perintahkan oleh Allah Ta’ala untuk mencabut nyawanya hari ini di negeri Cina”. Dan setelah itu, malaikat Maut as. menyusulnya ke negeri Cina, tempat yang sekaligus saksi tentang pencabutan nyawa seorang pemuda yang tak kan mampu mengelak dari ketepatan dan tempat maut akan memisahkannya dari dunianya. Demikian itu agar menjadi ayat bagi makhluk-makhluk yang akan mati setelahnya.
Di ceritakan dalam hadis yang lain: “Sesungguhnya malaikat Maut as. itu mempunyai beberapa pembantu. Yang mana semuanya akan berdiri dihadapan malaikat Maut as. ketika ia sedang mencabut nyawa.
Apakah kamu tidak mengetahui, sesungguhnya telah di ceritakan. Bahwa dahulu kala, ada seorang lelaki yang dengan lisannya dia selalu berdo’a:
“Allaahummaghfirlii wa limalakissysyamsi”. Ya Allah..semoga Engkau mengampuniku dan mengmpuni malaikat yang menjaga matahari. Dengan do’a itulah, membuat malaikat penjaga matahari memohon izin pada Allah Ta’ala untuk mengunjungi pemuda itu. Ketika malaikat penjaga matahari telah bertemu dan melihatnya, maka malaikat itu barkata kepadanya:
“Sesungguhnya engkaulah yang paling banyak mendo’akanku, maka sekarang apa yang engkau inginkan?”. Lalu, lelaki itu menjawab:
“Keinginanku adalah, agar engkau membawaku ketempatmu, sesungguhnya aku menginginkan agar engkau bertanya mengenai diriku kepada malaikat Maut as. Supaya engkau mengkhabarkan kepadaku tentang dekatnya (kapan tiba) ajalku”. Lalu malaikat penjaga matahari itu segera membawa lelaki itu dan mendudukkannya di dekat matahari. Keudian ia pergi mendatangi malaikat Maut as. dan mengatakan apa yang ingin diketahui sahabatnya itu seraya berkata, dia berkata:
“Sesungguhnya ada seorang lelaki keturunan Adam as. yang berdo’a dengan lisannya, seraya mengucapkan pada setiap sholatnya sebuah do’a: Allahummaghfirlii wa malakissysyamsi. Ia benar-benar telah meminta kepadaku agar bertanya kepadamu (tentang dekatnya ajalnya) supaya ia bisa bersiap-siap”. Kemudian malaikat Maut as. membuka dan melihat bukunya, dan mencari nama lelaki itu serta berkata:
“Jauh sekali, sesungguhnya temanmu itu berada di dalam masalah yang besar, dan ia tidak akan mati, sehingga ia duduk ditempat dudukmu (yaitu) di dekat matahari”. Kemudian malaikat penjaga matahari berkata:
“Sekarang ia telah berada di tempat dudukku, di dekat matahari”. Maka malaikat Maut as. berkata:
“Ia akan mati di hadapan utusanku di tempat itu, dan mereka semua tidak ada yang mengetahui”.
Dan dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad saw. bersabda: “Bahwa ajal seluruh binatang itu terletak di dalam dzikirnya kepada Allah Ta’ala, dan apabila ia meninggalkan dzikir kepada Allah Ta’ala, maka Allah Ta’ala akan mencabut nyawanya. Dan tidak ada bagi malaikat Maut dari pencabutan nyawa itu”.
Telah dikatakan, Sesungguhnya Allah Ta’ala adalah Dzat yang mencabut beberapa nyawa. Hanya saja hal itu di mandatkan pada malaikat Maut as, sebagaimana disandarkannya mati kepada orang yang membunuh, atau mati yang di sebabkan dari sakit.
Hal ini difirmankan oleh Allah Ta’ala dalam ayat: