Bagian-bagian PLTU lain yang sering rawan kerusakan dan perlu perhatian/pengecekan periodik adalah :
a. Bagian-bagian yang bergesek satu sama lain, seperti bantalan dan roda gigi
b. Bagian yang mempertemukan dua zat yang suhunya berbeda, misalnya kondensor dan penukar panas (heat exchanger)
c. Kotak-kotak saluran listrik dan sakelar-sakelar
Karena banyaknya bakar yang tertimbun di PLTU, maka perlu perhatian khusus mengenai pengelolaan penimbunan bahan bakar agar tidak terjadi kebakaran. Seharusnya di sekelilingi tangki BBM dibangun bak pengaman yang berupa dinding tembok. Volume bak pengaman ini harus sama dengan volume sehingga kalau terjadi kebocoran besar, BBM ini tidak mengalir ke mana-mana karenanya semuannya tertampung oleh bak pengaman tersebut.
Pada penimbunan batubara, harus dilakukan pembalikan serta penyimpanan batubara agar tidak terjadi penyalaan sendiri.
Pada penimbunan bahan bakar minyak (BBM, harus dicegah terjadinya kebocoran yang dapat mengalirkan BBM tersebut ke bagian Instalasi yang bersuhu tinggi sehingga dapat terjadi kebakaran.
Pada Penggunaan gas sebagai bahan bakar, pendeteksian bahan bakar gas (BBG) lebih sulit dibandingkan dengan kebocoran bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu, pada penggunaan gas, alat-alat pendeteksian kebocoran harus dapat diandalkan untuk mencegah terjadi kebakaran.
Pengawasan kebocoran gas hidrogen yang digunakan bahan pendingin generator serupa dengan pengawasan kebocoran BBG, mengingat gas hidrogen juga mudah terbakar.
Karena risiko terjadinya kebakaran pada PLTU besar, maka harus ada instalasi pemadaman kebakaran yang memadai dan personil perlu dilatih secara periodik untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran.
HSD (HIGH SPEED DIESEL)
Fungsi minyak HSD pada PLTU batubara adalah sebagai bahan bakar penyalaan/pembakaran awal, menaikkan temperature dan tekanan pada saat start dingin serta berfungsi sebagai stabilisasi pembakaran. Pada saat start dingin terjadi ketika turbin telah stop (shutdown) kurang lebih 72 jam atau 3 hari. Solar digunakan sebagai penyala (igniter) dan untuk pembakaran awal pada saat start dingin. Apabila pada boiler telah terjadi pemanasan yang cukup dan timbul tekanan yang cukup, pembakaran dapat ditambah dengan menambah oil gun HSD. Pengaturan kenaikan temperatur dapat dilakukan dengan menambah atau mengurangi jumlah oil gun HSD. Secara otomatis bila temperatur naik, maka tekanan juga akan naik.
Penyalaan dapat dilakukan apabila Boiler telah di bilas (purging) udara. Untuk penyalaan dari ID Fan dan FD fan selama lima menit. Aliran minyak HSD dapat diatur secara auto dengan cara mengatur besarnya pembukaan valve pada pipa return HSD. Sehingga pengaturan tekanan oil yang masuk ke boiler dapat dilakukan secara auto. Operator hanya perlu memberikan set point besarnya tekanan HSD yang diperlukan.
SISTEM PURGING
Ruang bakar adalah tempat dimana bahan bakar bercampur dengan udara untuk membentuk reaksi pembakaran. Oleh karena itu, kemungkinan terdapatnya sisa bahan bakar sangat besar. Sisa-sisa bahan bakar ini dapat bersifat sangat eksplosif dan cukup membahayakan. Ketika ketel beroperasi selalu ada resiko masuknya bahan bakar yang tidak terbakar kedalam ketel. Untuk mengurangi resiko ledakan (eksplosion), maka ruang bakar senantiasa harus dibilas (purging) terlebih dahulu sebelum boiler dinyalakan.
Tujuan dari purge ini adalah untuk membuang gas yang dapat terbakar (combustible gas) dari dalam ketel. Gas yang dapat terbakar yang terdapat didalam ketel berasal dari bahan bakar yang tidak terbakar secara sempurna.
PERSYARATAN PURGING
Untuk dapat melakukan purging diperlukan beberapa persyaratan yang harusdipenuhi. Persyaratan tersebut antara lain :
• Aliran udara lebih besar dari 30 % aliran beban penuh
• Katup penutup cepat (trip valve) bahan bakar penyala tertutup
• Tekanan ruang bakar (furnace pressure) sudah sesuai
• Katup penutup cepat bahan bakar utama tertutup
• Semua damper/ vane udara dan gas terbuka
• Level air di drum ketel diatas batas minimum.
• Tidak ada nyala api di ruang bakar
PROSEDUR PURGING
Apabila persiapan dan persyaratan purging telah terpenuhi, maka purging dapat dilakukan . Prosedur purging dilakukan dengan mengalirkan udara ke ruang bakar dan semua saluran gas dengan aliran > 30 % aliran beban penuh selama waktu sekitar 5 menit.
Selama proses purging berlangsung kondisi ketel dijaga stabil seperti saat sebelum purging. Jadi semua parameter dari alat yang beroperasi dijaga untuk tidak berubah dan tidak melakukan start atau stop suatu alat. Apabila pada saat proses purging sedang berlangsung salah satu parameter yang merupakan persyaratan purging berubah harganya, maka purging batal dan alarm gangguan muncul di panel. Jika proses purging gagal, artinya belum selesai sesuai dengan set waktu yang telah ditentukan, maka purging harus diulang dari awal.
FUEL OIL SISTEM
Fuel oil sistem adalah proses penanganan fuel oil dari penerimaan, penyimpanan
dan pemakaian fuel oil pada unit yang membutuhkan. secara umum proses fuel oil dapatdigolongkan menjadi tiga bagian diantaranya adalah Proses Undloading, Proses Transfer dan Proses Forwarding.
Di PLTU Rembang, HSD disupply oleh Sentana Dharma Putra dan dibawa dari Depo Pertamina Pengapon di Semarang menggunakan truk tangki HSD. Di site HSD dipindah dari truk tangki menuju ke storage tank menggunakan unloading pump, kemudian dari storage tank HSD dipindah ke Daily Tank menggunakan transfer pump.
Beda antara storage dan daily yaitu pada penggunaannya, storage untuk penyimpanan dan daily untuk penggunaan unit. Untuk penggunaan pada unit (auxiliary boiler dan main boiler) HSD ditansfer oleh forwading pump didalam pipeline oil system.
Proses Undloading HSD
Proses Undloading bekerja pada saat penerimaa HSD, pada proses ini HSD dipompakan dari road tanker/truk tangki menggunakan unloading pump. Terdapat dua buah unloading pump yang masing-masing bekerja 100% sebelum masuk ke pompa unloading, HSD terlebih dahulu melewati check valve untuk menghindari aliran balik dari pompa ke road tanker saat pompa stop, kemudian masuk ke dalam simplex filter untuk penyaringan material padat ataupun endapan yang berada pada cairan, terdapat dua simplex filter pada proses unloading yang masing-masing mempunyai kemampuan penyaringan sekitar 200μm.
Setelah melewati filter HSD dipompakan menuju storage tank untuk penyimpanan. Pada sisi pipa keluar pompa terdapat pressure relief valve (PRV) yang berfungsi sebagai proteksi yang berkapasitas 2.8 bar, kemudian melalui check valve untuk mencegah aliran balik dari storage tank menuju pompa, setelah melewati check valve sebelum masuk storage tank HSD melewati flow meter untuk pembacaan kecepatan aliran dan jumlah total HSD yang dipompakan.
Proses Transfer HSD
Proses transfer HSD adalah proses mengalirkan HSD dari storage tank menuju Daily Tank. Setelah proses unloading maka HSD akan tersimpan pada storage tank. Pada proses transfer ini fluida sebelum memasuki Transfer Pump lebih dahulu masuk kedalam Duplex Filter untuk menyaring kotoran yang terbawa dari Depo Pertamina Pengapon dengan kemampuan penyaringan mencapai 40μm, setelah bersih dari penyaringan maka fluida aman untuk dipompakan kemudian masuk ke Transfer Pump.
Terdapat dua Transfer Pump yang masing-masing bekerja 100%, pada sisi keluar Transfer Pump terdapat Pressure Relief Vale yang berfungsi untuk menjaga pompa dari kondisi over pressure kapasitas 38 kg/cm2.
Apabila pressure discharge pompa melebihi maka pressure relief valve akan membuka sehingga pressure berkurang karena fluida sebagian dialirkan melalui pressure relief valve tersebut dan Check valve yang berfungsi mencegah adanya aliran balik dari daily tank menuju pompa. Transfer pump tidak dapat bekerja ketika Level Switch dalam keadaan Low pada Storage Tank, ketika bekerja untuk pengisian Daily Tank, transfer pump akan stop apabila Level Switch pada Daily Tank High High.
Proses Forwarding HSD
Proses forwarding adalah proses mengalir HSD dari daily tank menuju unit yang memerlukan. Dari Daily Tank HSD mengalir menuju Duplex Filter untuk Penyaringan, kemampuan penyaringan duplex filter pada forwarding pump sama dengan transfer pump 40µm, setelah melalui duplex filter maka fluida aman untuk dipompakan menuju unit yang mebutuhkan.
Terdapat tiga forwarding pump yang masing-masing menanggung beban 50%, sehingga untuk mencapai beban 100% memerlukan dua forwarding pump yang beroperasi dan satu lagi standby apabila salah forwarding pump stop maka unit standby akan langsung beroperasi untuk membackup. Pada proses forwarding terdapat sistem proteksi yang terdiri dari proteksi daily tank, proteksi forwarding pump, dan proteksi forwarding motor .
Pada sisi keluar pompa terdapat check valve yang berfungsi untuk menyearahkan aliran fluida sehingga memproteksi pompa dari kemungkinan adanya tekanan balik pada sisi keluar. Setelah melewati check valve terdapat pressure relief valve yang berfungsi untuk mengurangi tekanan berlebih pada sisi keluar pompa sehingga dapat meproteksi pompa dari kondisi operasi pada tekanan berlebih yang dapat menaikkan temperatur pada pompa dan timbulnya gaya radial yang dapat merusak pompa. Setelah melewati check valve saluran pipa bergabung dari tiga line menjadi satu kemudian menuju unit yang dituju.