UCAPAN YANG LEBIH BERAT DARI 7 LAPIS BUMI DAN LANGIT

ilustrasi @sadeanku
Salah satu jalan yang harus ditempuh oleh seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala adalah dengan senantiasa mengingat-Nya, dzikrullah. Dzikir adalah ibadah unggulan yang tak terbatas ruang maupun kondisi. Ia bisa dilakukan kapan saja, dalam setiap situasi.
Dzikir bisa dilakukan dengan dua cara. Secara keras (jahr) dan perlahan (sirr). Keduanya memiliki keutamaan dan penerapannya masing-masing. Dzikir jahr bisa dilakukan di waktu tertentu, saat senggang, di masjid-masjid maupun majlis ilmu atau rumah-rumah kaum muslimin. Sementara dzikir sirr, bisa tetap dikerjakan ketika seseorang tengah bekerja, dalam perjalanan, sambil belajar maupun aktivitas kebaikan lainnya.

Allah Ta’ala amat menganjurkan dzikir; menyebut, mengagungkan, dan mensucikan nama-nama-Nya yang agung. Melalui lisan Nabi-Nya, Dia juga mengajarkan kalimat-kalimat dzikir yang padat nan ringkas, namun memilik keutamaan yang amat besar dan mulia. Mahasuci Allah Ta’ala.

Nabi Musa ‘Alahis salam berkata kepada Rabbnya, “Ya Allah, ajarkanlah kepadaku tentang sesuatu untuk berdzikir kepada-Mu?” Allah Ta’ala pun menjawab, “Ucapkanlah Laa ilaha illallah.
Dalam riwayat yang disampaikan oleh Imam an-Nasa’i ini, Nabi Musa As memohon kepada Allah Ta’ala selepas mendapatkan ajaran tentang kalimat dzikir yang mulia itu. Pinta Nabi Musa As, “Ya Allah, setiap kali mengucapkan dzikir ini, berikanlah aku pahala yang istimewa.”

Maka Allah Ta’ala mengatakan dalam firman-Nya sebagaimana disebutkan dalam hadits Qudsi dari Abu Sa’id al-Khudri ini, “Wahai Musa, seandainya tujuh lapis bumi beserta isinya digabungkan dengan tujuh lapis langit dengan seluruh semestanya dan diletakkan di sebelah timbangan kalimat Laa ilaha illallah, niscaya kalimat itu lebih berat, melebihi semua itu.”

Itulah kalimat thayyibah yang memiliki keutamaan tak terbanding. Kalimat yang disebutkan dalam hadits lain, jika diucapkan dengan ikhlas, kemudian pelakunya mati, maka ia berhak atas surga-Nya Allah Ta’ala.

Dalam riwayat lainnya oleh Imam Thabrani dan Baihaqi disebutkan kisah tentang sesosok jasad. Malaikat memeriksa seluruh anggota tubuh jasad itu, tetapi tak ditemukan satu pun kebajikan di dalamnya. Maka sang malaikat melanjutkan pemeriksaan ke dalam hatinya, hasilnya sama: tak terdapat kebajikan di dalamnya. Kemudian malaikat memeriksa mulutnya. Di rongga mulut terdapatlah lidah yang menempel ke langit-langit mulut dalam keadaan mengucap Laa ilaha illallah. Maka disebutkan, “Diampuni segala dosanya karena adanya kalimat yang ikhlas itu.”


D Z I K I R 
1. Rasulullah saw. bersabda, “Kalimat Laailaahaillallah tetap selalu berguna bagi orang yang mengucapkan (membacanya) dan dapat menghindarkan balak dan siksa dari mereka, selama mereka tidak meremehkannya.” (HR. Al Ashabani). 

2. Dari Syamr bin Athiyyah, dari beberapa orang gurunya, dari Abu Ad Darda ra. dia berkata, aku berkata, “Ya Rasulullah! Berwasiatlah kepadaku!” Rasulullah saw. bersabda, “Apabila engkau melakukan suatu kejahatan, maka ikutkanlah kejahatan itu dengan amalan yang baik, karena hal itu akan menghapusnya.” Aku berkata, “Ya Rasulullah, apakah kalimat Laa Iaaha illallah termasuk diantara kebaikan?” Rasulullah saw. bersabda, “Kalimat itu adalah sebaik-baik kebaikan.” (HR. Ahmad). Hadits Hasan. 

3. Firman Allah Swt. dalam Hadits Qudsi, “Allah Swt. mengirimkan wahyu kepada Nabi Musa as., “Ya Musa! Apakah engkau senang Aku berdiam bersamamu dalam rumahmu?” (mendengar itu) Nabi Musa tunduk bersujud kepada Allah kemudian berkata, “Ya Rabbi, bagaimana mungkin hal itu ?” Allah berfirman pada Musa, “Ya Musa! Apakah tidak engkau ketahui bahwa Aku teman duduk bagi orang yang berdzikir pada-Ku? Dan (lebih dari itu) di mana pun hamba-Ku mencari Daku, maka pasti menjumpai-Ku.” (HQR. Ibnu Syahin, dari Jabir ra.).* 

4. Dari Abu Dzar ra. berkata, Nabi saw. bersabda, “Tidak ada seorang hambapun yang mengucapkan Laailaahaillallah kemudian dia mati diatas keyakinan tersebut kecuali dia masuk surga.” (HR. Bukhari).* 

5. Dari Umar ra. Rasulullah saw. bersabda, “Ketika Adam as. telah berbuat suatu dosa, maka saat ia menengadahkan kepalanya ke langit, ia berkata, “Aku memohon kepada-Mu, dengan wasilah Muhammad, ampunilah diriku.” Maka Allah mewahyukan kepadanya, “Siapakah Muhammad?” Adam as. menjawab, “Maha Berkah Nama-Mu, ketika Engkau ciptakan daku, aku tengadahkan kepalaku ke Arsy-Mu dan ternyata tertulis di dalamnya ‘Laa ilaaha illallahu Muhammadur Rasulullah.’ Maka kuketahui bahwa Muhammad itu seseorang yang derajatnya tiada seorang pun yang sederajat dengannya, sehingga Engkau letakkan namanya berdampingan dengan nama-Mu.” Lalu Allah menurunkan wahyu padanya, “Wahai Adam, sesungguhnya ia adalah Nabi yang terakhir dari anak keturunanmu. Seandainya tidak karena ia, maka tidak Ku ciptakan dirimu.” (HR. Thabrani, Hakim, Abu Nu’aim, Baihaqi). 

6. Dari Abdullah bin Amr ra. ia berkata, “Datang kepada Nabi saw. seorang Arab gunung yang memakai jubah sutra dengan tepi-tepinya yang dihiasi ribaj, ia berkata (kepada para sahabat), “Sesungguhnya kawanmu ini (Muhammad) hendak memuliakan para penggembala dan anak-anak pengembala. Dan menghinakan penunggang kuda (bangsawan) dan keturunannya.” Maka Nabi saw. berdiri dengan marah, lalu memegang leher bajunya dan menariknya, seraya berkata, “Tidakkah kulihat dirimu memakai pakaian orang-orang bodoh?” Lalu beliau duduk kembali dan bersabda, “Sesungguhnya Nuh as. ketika menjelang wafatnya, ia memanggil kedua anaknya dan berkata, “Sesungguhnya akan kuwasiatkan kepada kalian, Kuperintahkan kalian dua perintah dan aku melarang kalian dari dua larangan. Kularang kalian dari syirik dan takabur. dan kuperintahkan kalian dengan Laa ilaaha illallah. Sesungguhnya jika langit dan bumi diletakkan dalam satu daun timbangan dan daun timbangan yang lainnya diletakkan kalimat Laa ilaha illallah, maka kalimat Laa ilaaha illallah tersebut akan lebih berat. Seandainya segala isi bumi dan langit ini dijadikan satu lingkaran lalu diletakkan Laa ilaaha illallah di atasnya, niscaya akan hancurlah segalanya.” Dan kuperintahkan kepadamu dengan Subhanallahi wa bihamdihi. Sesungguhnya keduanya adalah shalat seluruh makhluk hidup, dan dengan keduanya pulalah segalanya diberi rezeki.” (HR. Hakim). 

7. Dari Abdullah bin Amru bin Ash ra. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah akan memanggil salah seorang umatku di hadapan seluruh makhluk pada hari Kiamat dan dihadapkan kepadanya 99 catatannya. Setiap catatan besarnya sejauh mata memandang, dan ia akan berkata, “Apakah kamu ingkari (dosa) ini? Atau para pencatat itu telah menzalimimu?” akan dijawab, “Tidak, Wahai Rabbku.” Allah berkata, “Apakah kamu punya alasan udzur?” Dijawab, “Tidak, wahai Rabbku.” Allah berfirman, “Baiklah, sesungguhnya di sisi Kami, kamu memiliki kebaikan, dan sesungguhnya tiada kezhaliman atas dirimu pada hari ini.” Maka disodorkan kepadanya sebuah kertas yang tertulis di dalamnya, ‘Asyhadu allaailaaha illallaahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh’ maka dikatakan kepadanya, “Pergilah kamu dan timbanglah kertas ini.” Jawabnya, “Wahai Rabku, apakah nilai kertas ini dibandingkan catatan lainnya?” Dikatakan, “Pada hari ini sesungguhnya kamu tidak akan dianiaya.” Maka ditimbanglah semua catatan tadi di sebelah timbangan, dan kertas tadi diletakkan di timbangan lainnya. Dan beratlah timbangan kertas yang tertulis kalimat tadi. Selain Allah, tiada satupun yang dapat menandingi-Nya.” (HR. Tirmidzi). 

8. Dari Abu Hurairah ra. katanya saya dengar Rasulullah saw. bersabda, “Seekor semut menyengat salah seorang Nabi. Nabi itu pun menyuruh mencari sarang semut itu lalu dibakar. Allah lalu menurunkan wahyu kepada Nabi itu, “Sesungguhnya hanya seekor semut yang menyengat engkau, dan engkau bakar salah satu umat yang bertasbih kepada Tuhan!” (HR. Bukhari).* 

9. Dari Ya’la bin Syaddad ra. ia berkata, “Berkata kepadaku Abu Syaddad bin Aus dan Ubadah bin Shamit ra. juga hadir dan membenarkannya, ia berkata suatu ketika, kami berada di majelis Rasulullah saw. lalu beliau bertanya, “Apakah ada diantara kalian orang asing, yaitu ahlul Kitab?” Kami menjawab, “Tidak ada, ya Rasulullah.” Lalu beliau menyuruh menutup pintu-pintu, dan bersabda, “Angkat tangan kalian dan ucapkan Laa ilaaha illallah.” Kami pun mengangkat tangan-tangan kami sejenak dan mengucapkannya. Lalu beliau mengucapkan, “Alhamdulillah, ya Allah sesungguhnya karena kalimat ini Engkau mengutusku dan dengan kalaimat inilah Engkau menjanjikan surga padaku dan Engkau tak akan mengingkari janji.” Lalu beliau berkata, “Bergembiralah, bahwa Allah telah mengampuni kalian.” (HR. Ahmad, Thabrani). 

10. Dari Yahya bin Thalhah bin Abdullah ra. bercerita, “Suatu ketika, terlihat Thalhah bersedih, maka orang-orang bertanya, “Mengapa kamu bersedih?” Ia menjawab, “Sesungguhnya kudengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat yang tiada seorang hamba membacanya menjelang mautnya, kecuali akan Allah hindarkan darinya segala penderitaannya dan wajahnya akan bersinar, dan akan ia lihat apa yang mengembirakannya.” Namun belum sempat kutanyai beliau kalimat apakah itu hingga wafatnya.” Umar ra. berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui kalimat itu.” Ia menyahut, “Apa itu?” Ia berkata, “Aku tidak mengetahui sebuah kalimat yang lebih agung daripada kalimat yang ia perintahkan pamannya dengannya, yaitu ‘Laa ilaha illaallah’ ia berkata, “Demi Allah, itulah kalimatnya. Demi Allah itulah kalimatnya.” (HR. Baihaqi). 

11. Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Ajarilah anak-anakmu ‘Laa ilaaha illallah’ ketika mereka mulai berbicara. Dan talkinkanlah kepada mereka ketika menjelang wafatnya dengan ‘Laa ilaaha illallah’. Sesungguhnya, barangsiapa ucapan pertamanya ‘Laa ilaaha illallah’ dan ucapan yang terkhirnya juga ‘Laa ilaaha illallah’, lalu ia hidup selama seribu tahun, maka ia tidak akan ditanya tentang satu dosa pun.” (HR. Baihaqi). 

12. Ibnu Abbas ra. berkata, “Suatu ketika Jibril as. mendatangi Rasulullah saw. ketika itu beliau sedang sangat sedih. Jibril as. berkata, “Allah mengirim salam untukmu. Dan melihatmu seperti ini, Dia bertanya, “Ada apa?” (padahal Allah Maha Mengetahui isi hati makhluk-Nya. Ini hanya menunjukkan penghormatan kepada Nabi saw.). jawab beliau, “Wahai Jibril, aku sangat memikirkan, bagaimana umatku pada hari Kiamat nanti.” Jibril bertanya, “Umatmu yang kafir atau yang muslim?” Sabda Nabi saw. “Aku khawatir atas kaum muslimin.” Lalu Jibril membawa Nabi saw. mengunjungi kuburan kaum muslimin dari Banu Salamah jibril memukul salah satu kubur itu dengan sayapnya, sambil berkata, “Dengan ijin Allah, bangkitlah kamu.” Lalu bangkitlah seseorang yang sangat tampan, lalu ia mengucapkan. “Laa ilaaha illallaahu muhammadar rasuulullaahi Alhamdulillahi robbil’aalamiyn.” Kemudian Jibril menyuruhnya, “Kembalilah ke tempatmu.” Sabda Nabi saw. “Seseorang akan dibangkitkan menurut keadaan ketika matinya.” 

13. Dari Anas ra. Sesungguhnya Abu Bakar ra. menjumpai Nabi saw. dalam keadaan bersedih. Nabi saw. bertanya, “Mengapa kamu nampak sedih?” Jawab Abu Bakar ra. “Ya Rasulullah, kemarin malam keponakanku hampir meninggal dunia.” Lalu beliau bersabda, “Apakah engkau telah mentalqinkannya dengan Laa ilaaha illallah?” Sahut Abu Bakar ra. “Ya, sudah kulakukan.” Sabda beliau, “Apakah ia membacanya?” Jawabnya, “Ya, ia membacanya.” Sabda beliau, “Ia wajib masuk surga.” Abu Bakar ra. bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana jika orang hidup membac kalimat ini?” Beliau bersabda, “Ia lebih menghapuskan dosa-dosanya. Ia lebih menghapuskan dosa-dosanya.” (HR. Dailami). 

14. Abu Hurairah ra. bertanya kepada Rasulullah saw., “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling bahagia dengan memperoleh syafaatmu pada hari Kiamat kelak?” Beliau menjawab, “Aku telah mendugamu, wahai Abu Hurairah, bahwa kulihat keinginan besarmu terhadap hadits. Orang yang paling beruntung dengan syafaatku pada hari Kiamat ialah orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’ dengan ikhlas dari hatinya atau jiwanya.” (HR. Bukhari).* 

15. Dari Abu Said Al Khudri ra. Nabi saw. bersabda, “Musa as. berkata, “Wahai Tuhanku, ajarkanlah aku sesuatu yang aku dapat mengingat-Mu dengannya, dan berdoa kepada-Mu dengannya.” Allah berfirman, “Ucapkanlah ‘Laa ilaaha illallah’.” Musa as. berkata, “Ya Tuhan, setiap hamba-Mu mengucapkannya” Allah berfirman lagi, “Ucapkanlah ‘Laa ilaaha illallah’.” Musa as. berkata, “Aku ingin sesuatu yang Engkau khususkan bagiku dengannya.” Allah berfirman, “Wahai Musa, Jika tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan di suatu timbangan dan ‘Laa ilaaha illallah’ dalam timbangan lainnya, maka timbangan yang berisi ‘Laa ilaaha illallah’ akan lebih berat.” (HR. Nasa’i, Ibnu Majah, Hakim). 

16. Dari Amru ra. katanya, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah kalimat yang jika seorang hamba membacanya dengan dibenarkan oleh hatinya, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan itu, kecuali ia akan diharamkan dari Neraka, yaitu Laa ilaaha illallah.” (HR. Hakim).

17. Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan pada Neraka orang yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illaallah’ semata-mata mengharapkan ridha Allah Swt.” (HR. Bukhari, Muslim). * 18. Dari Ibnu Abbas ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Tertulis di pintu surga, “Sesungguhnya Akulah Allah, tiada Tuhan yang patut disembah selain-Ku. Aku tak akan menyiksa orang yang mengucapkannya.” (HR. Abu Syekh). 

19. Dari Ali ra. berkata Rasulullah saw. kepadaku, “Jibril as. berkata, Allah Azza wa Jalla berfirman, “Sesungguhnya Akulah Allah. Tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku. Barangsiapa mendatangi-Ku dengan mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas, maka ia masuk dalam lindungan-Ku. Dan barangsiapa masuk dalam lindungan-Ku, maka ia aman dari siksa-Ku.” (HR. Abu Nuaim). 

20. Dari Zaid bin Arqom ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa mengucapkan, ‘Laa ilaaha illallahu’ dengan ikhlas, pasti masuk surga.” Seseorang berkata, “Apa ikhlasnya?” Jawab Nabi saw., “Kalimah itu menjauhkannya dari segala yang diharamkan Allah.” (HR. Thabrani). 

21. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seseorang hamba membaca Laa ilaaha illallah, kecuali akan dibukakan baginya pintu langit hingga Arsy, selama ia menghindarkan diri dari dosa-dosa besar.” (HR. Tirmidzi). 

22. Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Kalimat Laa ilaaha illallaah akan selalu memberi manfaat bagi orang yang mengucapkannya dan akan menghindarkan mereka dari adzab dan bencana, selama mereka tidak mengabaikan hak-haknya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan mengabaikan hak-haknya?” Jawab beliau, “Kemaksiatan kepada Allah telah dilakukan terang-terangan, tetapi tidak dicegah dan dirubah.” (HR. Al Ashbahani). 

23. Dari Muadz bin Jabal ra. Rasulullah saw. bersabda, “Kunci-kunci surga ialah ucapan syahadat, Laa ilaaha illallah.” (HR. Ahmad). 

24. Dari Anas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tiada sesuatu pun kecuali di antara ia dengan Allah ada hijab, melainkan ucapan Laa ilaaha illallah, dan doa seorang bapak (untuk anaknya).” (HR. Ahmad, Ibnu Mardawaih). 

25. Dari Anas ra. sabda Rasulullah saw. “Tiada seorang hamba pun yang mengucapkan Laa ilaaha illallah pada suatu waktu, malam atau siang hari, kecuali akan dihapuskan dari catatannya amal-amal buruknya, bahkan keburukan itu diganti dengan kebaikan.” (HR. Abu Ya’la). 

26. Dari Ummu Hani ra. Rasulullah saw. bersabda, “Laa ilaaha illallah tidak dapat ditandingi oleh amal apapun. Dan kalimat ini tidak akan meninggalkan dosa sedikitpun.” (HR. Ibnu Majah). 

27. Imam Ghazali rah.a. berkata, “Pahala itu akan dihitung besar, jika ketika membaca lafazhnya disertai membayangkan maknanya.” 

28. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Perbaharuilah iman kalian.” Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana memperbaharui iman kami?” Sabda beliau, “Perbanyaklah ucapan, ‘Laa ilaaha illallah.” (HR. Bukhari).* 

29. Dari Abu Darda ra. Nabi saw. bersabda, “Tidaklah seorang hamba mengucapkan ‘Laa ilaaha illaallah’ seratus kali, kecuali Allah akan membangkitkannya pada hari Kiamat dengan wajah seperti bulan purnama. Dan tiada seorang pun yang melebihi amalannya pada hari itu kecuali orang yang mengucapkan seperti yang ia lakukan atau melebihinya.” (HR. Thabrani). 

30. Dari Jabir ra. Nabi saw. bersabda, “Dzikir yang paling utama ialah ‘Laa ilaaha illallah’ dan doa yang paling utama adalah ‘Alhamdulillah’.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah). 

31. Dari Nu’man bin Basyir ra. Rasulullah saw. bersabda, “Orang-orang yang mengingat keagungan Allah dengan Tasbih (Subhannallah), Tahmid (Alhamdulillah) dan Takbir (Allahu Akbar), serta Tahlil (Laa ilaaha illallah), maka kalimat itu akan mengelilingi Arsy Allah dengan suara berdengung seperti dengungan suara lebah, menyebut-nyebut nama orang yang membacanya. Apakah kalian tidak ingin ada yang menyebut nama kalian di hadapan Allah?” (HR. Ahmad, Hakim). 

32. Dari Abu Hurairah ra. Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala memiliki sebuah tiang yang terbuat dari Nur terletak di hadapan Arsy-Nya, jika ada seorang hamba yang mengucapkan ‘Laa ilaaha illallah’, maka bergetarlah tiang itu. Allah berfirman, “Berhentilah.” (tiang itu) menjawab, “Bagaimana aku dapat berhenti, sedangkan Engkau belum mengampuni orang yang mengucapkannya?” Firman Allah, “Sesungguhnya Aku telah mengampuninya.” Maka barulah tiang itu berhenti.” (HR. Al Bazzar). 

33. Dari Ibnu Umar ra. Rasulullah saw. bersabda, “Bukanlah atas ahli Laa ilaaha illallah kegelapan di kubur mereka dan juga tidak di Mahsyar. Seakan-akan aku melihat ahli Laa ilaaha illallah bangkit dari kuburnya sambil mengibaskan debu dari kepalanya lalu berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjaukan kami dari kesedihan.” Riwayat lain menyebutkan bahwa ahli Laa ilaaha illallah tak akan mengalami kegelapan saat mati, atau saat di kubur.” (HR. Thabrani, Baihaqi). 

34. Ada sebuah kisah : Syekh Abu Yazid Qurtubi berkata, “Aku mendengar bahwa barangsiapa membaca Laa ilaaha illallahu 70.000 kali, akan berbebas dari api Neraka.” Setelah mendengar hal ini, aku membaca untuk istriku sesuai dengan hitungan tersebut. Tidak lupa aku membaca untuk diriku sendiri. Dan dengan jumlah itu berkali-kali kubaca untuk simpanan di akherat. Di dekat rumahku, tinggal seorang pemuda yang terkenal sebagai ahli kasyaf. Dia pun kasyaf tentang Surga dan Neraka. Namun aku agak meragukan kebenarannya. Suatu ketika, pemuda itu ikut makan bersama-sama kami. Tiba-tiba ia berteriak, “Ibuku dibakar di Neraka dan aku menyaksikan keadaannya.” Selanjutnya Qurtubi rah.a. berkata, “Aku melihatnya sangat gelisah. Lalu aku berpikir akan menghadiahkan bagi ibunya satu hitungan bacaan, sehingga bisa kuketahui kebenaran kasyafnya itu. Maka bacaan tahlil yang untuk diriku itu, 70.000 bacaan kuhadiahkan untuk ibunya. Kuniatkan pemberian hadiah ini dalam hati, banyak kulakukan untuk simpanan akhirat dn tiada yang mengetahi niatku kecuali Allah. beberapa saat kemudian, pemuda itu langsung berteriak, “Wahai paman, ibuku telah terbebas dari Api Neraka.” Syekh Qurtubi rah.a. berkata, dari kejadian itu, kudapatkan dua keuntungan. 1. Aku telah mencoba fadhilah membaca Laa ilaaha illallahu 70.000 kali. 2. Aku yakin atas kasyaf yang dimiliki pemuda itu.” 

35. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Ada dua kalimat yang ringan di lidah, berat di timbangan amal dan dicintai oleh Ar-Rahman, yaitu Subhanallahi wabihamdihi Subhanallahil azhim.” (HR. Bukhari, Muslim). * 

36. Dari Abu Umamah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa takut susah beribadah di malam hari (mujahadah karena ibadah malam), atau karena kikir tidak bisa menyumbangkan hartanya atau punya sifat penakut sehingga tidak mampu (tidak berani) ke medan perang untuk bertempur, maka perbanyaklah membaca, ‘Subhanallahi wabi hamdihi’ karena bacaan itu lebih disukai Allah daripada menyedekakan emas sebesar gunung di jalan Allah.” (HR. Thabrani). 

37. Dari Imran bin Hushain ra. Rasulullah saw. bersabda, “Apakah diantara kalian ada yang sanggup beramal sebesar gunung Uhud setiap harinya?” Jawab mereka, “Ya Rasulullah, siapa yang sanggup mengerjakannya?” Sabda beliau, “Setiap kalian sanggup mengerjakannya.” Sahut sahabat, “Ya Rasulullah, bagaimanakah mengamalkannya?” Sabda Nabi saw. “ (Bacalah) Subhanallah, itu lebih besar daripada gunung Uhud, dan Laa ilaaha illallah itu lebih besar daripada Uhud dan Alhamdulillah lebih besar daripada Uhud dan Allahu Akbar lebih besar dari pada Uhud.” (HR. Al Bazzar).

38. Dari Abi Sallam maula Rasulullah saw. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Wah, wah, betapa berat lima perkara ini dalam timbangan, yaitu Laa ilaha illallah, Allahu Akbar, Subhanallah, Alhamdulillah, dan seorang anak saleh yang meninggal dunia dan ayahnya yang muslim (ibunya) sabar dan mengaharap pahala.” (HR. Ahmad). 

39. Dari Sulaiman bin Yasar ra. dari seorang lelaki Anshar, sesungguhnya Nabi saw. bersabda, “Nuh as. berkata kepada putranya, “Sesungguhnya kuwasiatkan padamu dan kuringkas agar kamu tidak melupakannya. Kuwasiatkan padamu dua hal, dan kularang kamu dua hal. Dua hal yang kuwasiatkan ialah sangat di sukai Allah, dan makhluk Allah yang saleh pun menyukainya. Dan keduanya sangat mendekatkan pada Allah. kuwasiatkan kamu dengan Laa ilaaha illallah. Sesungguhnya jika kalimat ini diletakkan di antara langit dan bumi yang dijadikan satu lingkaran, maka akan memecahkan keduanya. Dan jika kalimat ini ditimbang dengan langit dan bumi, maka kalimat ini akan lebih berat timbangannya. Kuwasiatkan kamu dengan Subhanallahi wabi hamdihi, sesunggunya keduanya itu ibadahnya seluruh makhluk. Dan dengannya makhluk diberi rezeki. Dan tiada satu pun makhluk yang tidak berdzikir, tetapi kamu tidak memahami tasbih mereka. Sesungguhnya Dia Maha Lembut, lagi Maha Pengampun. Sedangkan dua hal yang aku larang kalian dari keduanya, karena Allah menghijab diri-Nya dari keduanya itu, juga makhluk-makhluk yang shaleh, aku melarangmu dari syirik dan takabur.” (HR. Nasa’i). 

40. Dari Ummi Hani ra. ia berkata, “Suatu ketika lewatlah Rasulullah saw. di hadapanku. Lalu aku berkata, “Ya Rasulullah, aku sudah tua dan sangat lemah. Beritahukanlah kepadaku suatu amalan agar dapat kukerjakan sambil duduk.” Beliau bersabda, “Bacalah Subhanallah 100 kali, itu seimbang bagimu dengan memerdekakan 100 orang budak dari keturunan Ismail. Bacalah Alhamdulillah 100 kali, sesungguhnya itu seimbang bagimu dengan menyedekahkan 100 ekor kuda yang berpelana dan bertali kekang yang disedekahkan di jalan Allah. bacalah Allahu Akbar 100 kali, sesungguhnya itu seimbang bagimu dengan menyembelih 100 ekor unta yang untuk kurban dan diterima di sisi Allah. dan bacalah Laa ilaaha illallah 100 kali.” Abu Kholf berkata, “Aku menduga, beliau bersabda, pahalanya akan memenuhi antara langit dan bumi, dan tiada yang melebihinya darimu kecuali orang yang beramal sepertimu.” Istri Abu Rafi’ ra. bertanya kepada Nabi saw. “Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang ringkas tidak terlalu banyak.” Sabda beliau, “Bacalah Allahu Akbar 10 kali, maka Allah akan berfirman, “Ini untuk-Ku.” Kemudian bacalah Subhanallah 10 kali, maka Allah akan berkat, “Ini untuk-Ku.” Dan bacalah, Allahummaghfirli 10 kali, maka Allah akan berfirman, “Aku mengampunimu.” (HR. Ahmad). (Allah akan menjawab demikian 10 kali pula). 

41. Ibnu Umar ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa membaca Subhanallah Alhamdulillah Walaa ilaaha illallah Allahu Akbar, maka setiap huruf akan dibalas dengan sepuluh kebaikan baginya. Barangsiapa menolong orang yang bersalah, maka Allah akan murka sebelum ia bertaubat atas dosa tersebut. Dan barangsiapa membantu orang yang melanggar batas-batas agama, maka ia telah menentang Allah. barangsiapa menfitnah seorang muslim laki-laki atau wanita, maka ia akan dipenjara dalam Radgatul khabal pada hari Kiamat, sehingga ia berhenti dari ucapannya. Dan ia tidak mungkin keluar.” (HR. Thabrani). 

42. Dari Yusairah r.ha. berkata, Rasulullah saw. bersabda kepada kami, “Jagalah ucapan Tasbih, Tahlil dan Taqdis (Subhanal Malikil Quddus) dan hitunglah dengan jari-jarimu. Sesungguhnya jari-jari itu akan ditanya dan dapat menjawab. Oleh sebab itu, janganlah melalaikannya, sehingga terluput dari rahmat Allah.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud). 

43. Dari Juwairah ra. bahwa Nabi saw. pergi meninggalkannya untuk shalat Subuh, sedangkan ia berada di tempat shalatnya. Lalu beliau kembali pada masa Dhuha. Dan Juwairiah masih tetap duduk di tempatnya. Nabi bertanya, “Apakah engkau masih seperti ketika aku tinggalkan tadi?” Ia menjawab, “Ya.” Nabi saw. bersabda, “Aku telah membaca empat buah kalimat tiga kali yang jika ditimbang dengan apa yang telah kamu baca dari Subuh tadi, maka kalimat itu akan lebih berat. Kalimat itu ialah, “Subhaanallaahi wabihadihii ‘adadakholqihi waridoo nafsihi wazinata ‘arsyihi wamidaada kalimaatih.” (Segala puji bagi Allah dengan pujian-Nya sebanyak makhluk-Nya, dan sesuai dengan ridha-Nya, dan sesuai beratnya ‘Arsy-Nya, dan seberat kalimat-kalimat-Nya).” (HR. Muslim).* 

44. Dari Ibnu A’budin, bahwa Ali ra. berkata, “Maukah kamu jika kuceritakan tentang diriku dan Fatimah putri Rasulullah saw. yang paling dicintai oleh beliau diantara keluarganya?” Aku menjawab, “Tentu.” Ali berkata, “Sesungguhnya Fatimah telah menggiling gandum sendiri sehingga berbekas di tangannya. Dan ia mengangkat air sendiri sehingga berbekas pula di dadanya. Dan ia menyapu rumah sehingga pakaiannya selalu kotor. Maka suatu ketika, tibalah beberapa pelayan kepada nabi saw. Aku pun berkata, “Wahai Fatimah, bagaimana jika kautemui ayahmu meminta seorang pelayan?” Lalu, Fatimah mendatangi Nabi saw. Namun, ketika ia dapatkan banyak orang bersama Nabi saw. Akhirnya ia kembali. Keesokan harinya, Nabi saw. mengunjungi Fatimah dan bertanya, “Ada keperluan apa kemarin?” Fatimah hanya diam. Maka aku berkata, “Ya Rasulullah, ia telah menggiling gandum, sehingga berbekas di tangannya. Dia pun memikul kantong air, sehingga berbekas di dadanya. Dan ketika ada berita, beberapa pelayan diberikan padamu, ia meminta seorang pelayan untuk membantunya.” Beliau bersabda, “Hai Fatimah, takutlah kepada Allah, dan selalulah mentaati apa yang difardukan Tuhanmu, dan tetaplah tunaikan pekerjaan rumahmu. Dan jika engkau hendak tidur, bacalah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 34 kali. Semuanya adalah 100. Itu lebih baik daripada seorang pelayan.” Jawab Fatimah, “Aku ridha dengan keputusan Allah dan Rasul-Nya.” Dan dari Fadhal bin Hasan Ad Dhamuriy, sesungguhnya Ummu Hakam atau Dhuba’ah, kedua putrid Zubair bin Abdul Muthalib, bercerita, “Aku bersama saudariku dan Fatimah putri Rasulullah saw. menjumpai beliau, yang saat itu mendapatkan beberapa orang tawanan. Lalu kami jelaskan permasalah kami kepada beliau, dan meminta seorang tawanan. Lalu beliau bersabda, “Para yatim ahli Badar, lebih utama atas para tawanan itu, namun akan kuberikan kepada kalian sesutu yang lebih baik, yaitu setelah shalat bacalah, Subhanllah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali, dan ‘Laa ilaaha illallah wahdahu la syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syaiin qadir’ satu kali. Ini lebih baik daripada yang kamu minta.” (HR. Abu Dawud). 

45. Dari Ibnu Abbas ra. sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepada Abbas bin Abdul Muthallib ra. “Wahai pamanku Abbas, maukah engkau kuberi, maukah engkau kusampaikan, maukah engkau kuberitahukan tentang sepuluh hal. Jika engkau mengamalkannya, tentu Allah akan mengampuni dosa-dosa yang pertama dan terakhir, yang telah lalu dan baru, yang disengaja atau tidak sengaja, yang kecil atau besar, yang terang-terangan atau sembunyi-sembunyi. Dirikanlah shalat empat rakaat, dan baca pada setiap rakaatnya Fatihah kitab dan satu surah. Dan jika engkau selesai membaca Al Fatihah dan surah dalam rakaat pertama, dan masih dalam keadaan berdiri, bacalah Subhanallah Alhamdulillah wala ilaaha illallah Allahu Akbar 15 kali, lalu ruku dan bacalah itu sepuluh kali, lalu bangun dari ruku, dan bacalah sepuluh kali, lalu sujud dan bacalh sepuluh kali, lalu bangun dari sujud dan bacalah sepuluh kali, lalu sujud lagi dan bacalah sepuluh kali, lalu bangun dan bacalah sepuluh kali, sehingga seluruhnya berjumlah 75 kali. Dan dalam setiap rakaat dilakukan hal sama seperti itu sebanyak empat rakaat. Jika engkau mampu, kerjakanlah sehari sekali. Jika tidak, kerjakanlah setiap Jum’at sekali. Jika tidak, kerjakanlah setiap bulan sekali, dan jika itu pun engkau tidak mampu, kerjakanlah setahun sekali. Dan seandainya, itu pun masih tidak mampu, maka kerjakanlah setidak-tidaknya seumur hidup sekali.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Baihaqi). 

46. Dari ‘Aisyah r.ha.r.ha. katanya, “Adalah Nabi saw. berdzikir dalam semua keadaannya (dalam hadas atau suci).” (HR. Muslim).* 

47. Anas bin Malik ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Apakah aku perlu memberitahukan kepadamu penyakitmu dan obat untukmu? Sesungguhnya penyakitmu adalah dosa-dosa, dan obat untukmu adalah istigfar.” (HR. Dailami). 

48. Ibnu Abbas ra. menyatakan, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang membiasakan istigfar, maka Allah menjadikan baginya keluar dari setiap kesempitan, terbuka dari setiap kesusahan, dan Dia memberi rezeki kepadanya dengan tidak di sangka-sangka.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah). 

49. Dari Saad bin abi Waqash menerangkan, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik dzikir adalah dzikir sirri (rahasia), dan sebaik-baik rizki atau kehidupan adalah yang sederhana.” (HR. Ibnu Hibban, Baihaqi). 

50. Firman Allah Swt. dalam Hadits Qudsi, “Allah mewahyukan kepada Nabi Daud as., “Katakanlah kepada orang yang melakukan kedzhaliman. Janganlah kalian berdzikir kepada-Ku (kecuali setelah bertaubat atau dalam usah bertaubat) karena Aku selalu memperhatikan orang yang berdzikir kepada-Ku. Tetapi perhatian-Ku terhadap orang (yang melakukan kedzaliman) berupa la’nat kepada mereka.” (HR. Hakim, Dailami, Ibnu ‘Asakir, dari Ibnu Abbas ra.).* 

51. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah menurunkan kepadaku dua keselamatan bagi umatku. Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedang aku berada di antara mereka (umatku) dan Allah tidak akan mengazab mereka sedang (mereka) beristigfar (meminta ampun). Bila aku pergi (wafat) maka aku tinggalkan bagi kalian istigfar sampai hari Kiamat.” (HR. Tirmidzi). 

52. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa memperbanyak istigfar maka Allah akan menghilangkan darinya segala kesusahan, menghilangkan darinya segala kesempitan dan akan mendatangkan rezeki dari sumber yang tak terduga.” (HR. Abu Dawud). 53. Dari ‘Aisyah r.ha. Rasulullah saw. bersabda, “Apabila dosa hamba itu banyak dan ia tidak mempunyai amalan yang menutupinya (kafaratnya) niscaya di masukkan kepadanya (hatinya) kedukacitaan. Kedukaan itu sebagai kafarat (penghapus) dosa-dosa yang di perbuatnya.” 

54. Dari Abi Musa ra. Nabi saw. bersabda, “Permisalan orang yang berdzikir kepada Allah dan orang yang tidak berdzikir kepada Allah, seperti orang yang hidup dan yang mati.” (HR. Bukhari, Muslim, Baihaqi). * 55. Dari Abu Said Khudri ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sungguh akan ada orang-orang di dunia ini yang berdzikir kepada Allah di atas kasur-kasur empuk, Allah akan masukkan mereka ke derajat tinggi (di surga). (HR. Ibnu Hibban). 

56. Dari Muawiyah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. mendatangi majelis para sahabatnya, lalu bersabda, “Apa yang menyebabkan kalian duduk?” Merka menjawab, “Kami duduk berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya atas hidayah-Nya terhadap Islam, dan karunia-Nya kepada kami.” Beliau bersabda, “Demi Allah, apakah hanya karena ini kalian duduk?” Mereka berkata, “Demi Allah, tiada yang mendudukan kami kecuali itu.” Sahut Nabi saw., “Aku tadi tidak meminta kalian bersumpah, karena bersangka buruk kepada kalian, namun Jibril mendatangiku dan memberitahuku, bahwa Allah sangat membanggakan kalian di depan para malaikat.” (HR. Muslim, Ahmad, Ibnu Abu Syaibah). 

57. Dari Abdurrahman bin Shal bin Hunaif berkata, “Ketika Rasulullah saw. berada di salah satu rumahnya, turun ayat. “Dan sabarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru kepada Rabbnya pada waktu pagi dan sore.” Maka beliau keluar mencari orang-orang tersebut. Dan dijumpai suatu kumpulan yang sibuk berdzikir. Diantara mereka ada yang rambutnya tidak teratur dan kulitnya kering dan ada yang hanya memakai sehelai kain. Ketika beliau melihat mereka, beliau duduk bersama mereka dan bersabda, “Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan diantara umatku orang-orang yang menyebabkan aku diperintahkan duduk bersama mereka.” (HR. Thabrani, Ibnu Jarir). 

58. Dari Muadz bin Jabal ra. Rasulullah saw. bersabda, “Tiada amalan seseorang yang lebih meyelamatkan dirinya dari siksa kubur daripada dzikrullah.” (HR. Ahmad). 

59. Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa dari kalian yang tidak dapat beribadah pada malam hari karena malas, dan tidak menginfakkan hartanya karena kikir, dan tidak berjihad karena takut, maka perbanyaklah dzikrullah.” (HR. Al Bazzar). 

60. Dari Abi Said Al Khudri ra. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, “Perbanyaklah berdzikir kepada Allah, sehingga orang mengatakan,” kamu gila.”. Hadits lainnya menyebutkan, “Berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya sehingga orang-orang munafik mengatakan kamu riya.” (HR. Ahmad, Abu Ya’la). 

61. Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw. bersabda, “Pada hari Kiamat, akan ada penyeru yang berseru, “Dimanakah orang-orang yang berakal?” Lalu akan ditanya, “Orang-orang berakal manakah yang engkau kehendaki?” Ia berkata, “Yaitu orang-orang yang selalu berdzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring. Dan memikirkan penciptaan langit dan bumi. (Dan mengatakan) “Wahai Rabb kami, Engkau tidak ciptakan ini semua sia-sia. Maha Suci Engkau, maka lindungilah kami dari adzab Api Neraka.” Kemudian dipancangkan bagi mereka sebuah bendera dan setiap kaum akan mengikuti bendera masing-masing. Dan dikabarkan kepada mereka, “Masuklah ke dalam surga untuk selama-lamanya.” (HR. Asbahani). 

62. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan Nama, yaitu seratus kurang satu. Siapa mengahafalnya masuk surga.” (HR. Bukhari).* 

63. Dari Abu Hurairah ra. berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Dunia itu terkutuk dan seluruh isinya pun terkutuk, kecuali dzikirullah dan yang berdekatan dengan itu, serta orang alim dan pelajar.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Baihaqi). 

64. Dari Muadz bin Jabal ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Bani Adam tidak mengamalkan sebuah amalan yang lebih menyelamatkan dirinya dari siksa Allah daripada ingat kepada Allah.” (HR. Thabrani). Dengan sanad Hasan.

Artikel Terkait