Biasanya,pasien melaporkan penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi, temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan oftalmoskop.
Ketika lensa sudah menjadi opick, cahaya akan dipudarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus padaretina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari.Pupil yang normalnya hitam, akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih.
Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun, dan ketika kataraksudah sangat memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampumemperbaiki penglihatan.Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan strategi untuk menghindari silau yang menjengkel yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabotan rumahnya sehingga sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan topiberkelepak lebar atau kaca mata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari (Vaughan, 2010).
Menurut (Ilyas, 2010), pada katarak senil, dikenal 4 stadium yaitu: insipiens, mature, mature and hypermature.
Insipien
|
Imatur
|
Matur
|
Hipermatur
|
|
Kekeruhan
|
Ringan
|
Sebagian
|
Seluruh
|
Masif
|
Cairan
lensa
|
Normal
|
Bertambah(air
masuk)
|
Normal
|
Berkurang
(air + masa lensa keluar)
|
Iris
|
Normal
|
Terdorong
|
Normal
|
Tremulans
|
Bilik
mata depan
|
Normal
|
Dangkal
|
Normal
|
Dalam
|
Sudut
bilik mata
|
Normal
|
Sempit
|
Normal
|
Terbuka
|
Shadow
test
|
Negatif
|
Positif
|
Negative
|
Pseudopos
|
Penyulit
|
-
|
Glaucoma
|
-
|
Uveitis
+ glaucoma
|
a. Katarak Insipien
Merupakan tahap dimana kekeruhan lensa dapat terdeteksi dengan adanya area yang jernih diantaranya. Kekeruhan mulai pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti baji (jari - jari roda) menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Gambar ini disebut spokes of wheel, yang nyata bila pupil dilebarkan. Pada stadium ini belum menimbulkan gangguan visus. Visus pada stadium ini bisa normal 6/6 atau 6/20.
b. Katarak Imatur
Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air, sehingga indeks refraksi berubah karena daya biasnya bertambah dan mata menjadi myopia. Keadaan ini dinamakan intumesensi. Dengan mencembungnya lensa, iris terdorong kedepan menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit sehingga dapat menimbulkan glaucoma sebagai penyulitnya.
Sebagian lensa keruh tetapi belum mengenai seluruh lapisan lensa. Kekeruhan ini terutama terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Bila tidak ada kekeruhan di lensa, maka sinar dapat masuk ke dalam mata tanpa ada yang dipantulkan. Oleh karena kekeruhan berada di posterior lensa, maka sinar oblik yang mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi, sehingga pada pemeriksaan terdapat di pupil ada daerah yang terang sebagai reflek pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap, akibat bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut shadow test (+).
c. Katarak Matur
Pada katarak mature, kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Semua sinar yang melalui pupil dipantulkan kembali ke permukaan anterior lensa. Kekeruhan seluruh lensa yang lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa, cairan lensa akan keluar sehingga lensa akan kembali pada ukuran normal. Bilik mata depan akan berukuran normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif (shadow test (-)). Pada pupil akan tampak lensa seperti mutiara.
d. Katarak Hipermatur
Katarak hipermatur adalah katarak yang mengalami proses degenerasi lebih lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Visus pada stadium ini 1/300 – 1/~. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang – kadang pengkrutan berjalan terus sehingga berhubungan dengan zonula zinii menjadi kendur. Bila proses kekeruhan berjalan lanjut disertai kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantung susu disertai dengan nucleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut katarak morgagni.